Go Green: Simbolisasi dan Suatu Pertanda

2 September 2014 menjadi hari yang sangat penting untuk ‘lembaga biru’ (baca: Plan Indonesia) tempat saya bekerja saat ini. Tanggal ini menjadi penting karena secara khusus lembaga ini merayakan Ulang Tahunnya yang ke-45 – artinya Plan sudah berkarya selama 45 tahun di negeri tercinta Indonesia. Lebih jauh tentang Plan Indonesia bisa dibaca di sini.

Dalam rangka memeriahkan hari jadi ini, maka tema besar yang diusung adalah ‘Go Green’ dengan semangat 45. Terpampang dalam official banner (banner resmi ULTA), bahwa 45 identik dengan semangat perjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaannya, maka semangat yang sama yang mau ditransfer oleh lembaga ini dalam mengkampanyekan semangat Go Green – semangat mencinta bumi dengan menanam tanaman hijau.

Perayaan ULTA ini dirayakan secara serempak oleh semua kantor perwakilan Plan di beberapa wilayah Indonesia. Plan Program Unit Soe adalah salah satu kantor perwakilan Plan di kabupaten TTS – NTT. Sebagai bagian dari anggota keluarga lembaga biru, maka semua staff ikut ambil bagian dalam memeriahkan hari jadinya ini.

Plan PU SoE, sebutan singkatnya demikian, mewujudnyatakan tema besar ulang tahun Plan Indonesia dalam konteks budaya lokal di kabupaten TTS. Kali ini Plan PU Soe mencoba merayakan hari jadi Plan Indonesia di luar kantor, lebih tepatnya perayaan ini dilakukan di salah satu sekolah, Sekolah Satap Penmina yang masuk dalam wilayah dampingan Plan. Plan PU Soe mencoba merayakannya bersama anak-anak sekolah, guru-guru dan masyarakat – perwakilan masyarakat dengan tujuan yang lebih jauh dan mulia yaitu untuk mempromosikan semangat Go Green.

Bahwa semangat Go Green bukan hanya menjadi sebuah tema yang tertulis indah tetapi tema ini harus menjadi semangat bersama – semangat ‘lembaga biru’ sebagai sebuah LSM yang merangkul dan mengajak masyarakat untuk mencintai bumi dengan gerakan penghijauan.

Menjadi nilai tambah bahwa Plan Unit Soe sudah memilih tempat yang tepat di mana semangat Go Green dilakukan bersama anak-anak sekolah. Plan PU Soe menyediakan 450 anakan dan ditanam oleh anak-anak sekolah, guru-guru dan perwakilan beberapa masyarakat desa.

Semangat Go Green!

Semangat Go Green bersama anak-anak dan guru-guru!


Tanggal 2 September 2014 menjadi hari yang bersejarah untuk lembaga biru secara umum tetapi lebih khusus ini sangat berkesan untuk Plan PU Soe. Semua staff bersama anak-anak sekolah, guru-guru dan beberapa tokoh masyarakat nampak antusias untuk menanam anakan di sekitar lingkungan sekolah. Masing-masing anak diberi anakan. Mereka menggali lubang sendiri dan menanam anakannya. Tak lupa anakannya langsung disiram dengan air. Beruntung sekali bahwa lokasi sekolah ini ternyata sangat dekat dengan sebuah danau kecil.

Anak-anak didampingi oleh guru-guru dan staff Plan sendiri. Berkali-kali anak-anak dititipi pesan untuk selalu merawat tanamannya, menyiram tanamannya hingga tumbuh besar. Sangat mengesankan. Peristiwa hari ini hanya simbolisasi semangat Go Green – gerakan penghijauan akan tetapi juga menjadi suatu pertanda yang baik karena sudah mengajarkan anak-anak usia dini untuk mencintai lingkungannya, mencintai alamnya, mencintai buminya.

Sebagaimana bumi yang semakin tidak bersahabat – iklim yang tak menentu, perubahan cuaca, suhu bumi yang semakin panas (global warming) maka sekiranya hal kecil yang dilakukan bersama ini bisa membangkitkan kesadaran, menumbuhkan cinta akan alam semesta. Semoga simbolisasi yang dilakukan Plan PU Soe menjadi pertanda baik bagi anak-anak di wilayah dampingannya.

NB: Sekedar sharing dan dokumentasi mengenai kegiatan yang dilakukan Plan di desa!

Detail Is The Matter

Woshi woshi,
Hola hola
Hello hello
Kamastaka, 2X

Woshi
Hola
Hello
Kamastaka,

Noted, kata-kata di atas bukan puisi melainkan deretan kata yang artinya ‘hello, how are you’. Kata pertama sampai tiga memiliki arti yang sama ‘halo’ dan yang terakhir ‘apa kabar?’ dari bahasa Tagalog.

Baru pertama kali mendengar dan merasakan sensasi dari dinamika perkenalan ini 🙂 di acara Training Dasar ERT (Emergency Response Team). Capek yang sangat, setelah menempuh perjalanan udara 1 1/2 jam ditambah tugas kelompok yang langsung disodor tatkala check in di hotel, serasa sirna ketika diajak untuk menyanyikan penggalan kata-kata ini sambil menyalami satu sama lain.

Kesan pertama asyik dan menyenangkan. Teman-teman yang ikut dalam training ini juga pasti merasakan hal yang sama. Terlihat malam itu (16/03/2014) semua senyum-senyam lebar, bergerak kiri-kanan bahkan ada yang tabrak-tabrakan hanya mau memberi salam pada teman yang lain. Woshi (bowing), hola (ekspresi dah), hello (ekspresi dah juga), Kamastaka (menyalami teman).

Detail is the matter.

Awal perkenalan bersama sesama peserta dan panitia menyenangkan. Suasana kikuk yang sempat saya rasa bisa cair dan bisa segera mengakrabkan diri dengan teman-teman yang lain. Tetapi kesenangan ini hanya sesaat. HP peserta langsung diamankan panitia, no contact, no say hallo again. Suasana emergency langsung di-setting malam itu juga. Peserta training mulai diwanti-wanti untuk selalu mengingat detail.

Lha saya bingung. Mulai bertanya-tanya dalam hati, yang dimaksud dengan detail itu apa?

Tanda tanya masih ter-ngiung-ngiung di kepala. Materi hari pertama rasanya berlangsung begitu cepat dan dalam penyampaian materi kata ‘detail’ selalu diulang. Detail is the matter dan memang ini kuncinya dalam training dasar emergency response ini. Rupanya ini adalah kejutan yang diberikan panitia. Kejutannya adalah simulasi-simulasi yang diperankan oleh panitia sendiri. ‘Perlu diingat kalau kita mengenakan nama berarti kita fasilitator, tetapi ketika melepaskan nama berarti kita menjadi lain,’ kata salah satu panitia. Saya dan mungkin teman-teman peserta lain juga belum paham akan penyampaian ini sampai terjadinya simulasi-simulai yang benar-benar menegangkan. Pressure nya betul terasa.

Hari pertama betul-betul menegangkan sampai saya sendiri bingung. Tetapi lebih baik bingung dari pada sok tau :-). Dan dalam kebingungan ini saya belajar dan belajar. Belajar mendengar, belajar menganalisa situasi dan akhirnya benar-benar belajar akan segala hal yang bisa saja terjadi dalam emergency response di lapangan. Pada akhirnya bisa tahu Detail is the matter yang dimaksud. Ternyata ini dan itu (maaf tidak bisa didetailkan karena rahasia perusahaan 🙂 )

Detail is the matter. Saya salut dengan pelatihan ini dan panitia yang menyiapkannya – berharap bisa menjadi salah satu dalam team. (Tepuk Salut)

Our Team (kiri-kanan); Theus, Arie, Anggoro, Godlief, Cece & saya

Our Team (kiri-kanan); Theus, Arie, Anggoro, Godlief, Cece & saya