Hanya Mimpi

Mimpi,.ada banyak pikiran dan pendapat mengenai ini. Orang bilang mimpi adalah ‘bunga tidur’. Pernah mendengar juga kalau mimpi itu adalah ‘gambaran suatu keinginan atau hasrat yang tak kesampaian.’ Waduh,.(thinking). Kalau dipikir-pikir, betul juga dan sepertinya yang kedua ini yang pas dengan apa yang sering saya alami (mimpi), terutama yang masih segar (muncul dalam mimpi) belakangan ini.

Bayangkan, anda sangat berhasrat akan sesuatu atau seseorang dan itu tak kesampaian..hati lemas, otak lemas dan malamnya muncul di mimpi. Pas sadar dari mimpi maunya tumbuk tembok (nonjok tembok) 😀 .

Saya pernah sangat menginginkan seseorang (jelas wanita), bisa pake ‘banget’, tetapi apa daya nasib tak sampai, tangan tak sanggup memeluk ‘bantal’, dan hasilnya hampa. Hasrat dan keinginan ini sangat kuat, sampai-sampai kadang saya memimpikan ‘dia’. Pernah mimpi bisa jalan-jalan dengan dia, memboncengi dirinya, mimpi bisa menyatakan perasaan. Mimpi ada di pelaminan dengan dirinya. Sekali lagi itu hanya mimpi (eh Usi! 😦 ). Yang ini curhat saja.

Yang paling saya inginkan baru-baru ini adalah keinginan untuk bisa terlibat dalam ERT (Emergency Response Team) yang diadakan oleh lembaga tempat saya bekerja saat ini. Keinginan ini rasanya menggebu-gebu dan sangat tinggi. Tetapi apa daya, keinginan ini hanya tinggal keinginan, hasrat yang belum kesampaian. Berdasarkan hasil seleksi yang dikeluarkan panitia, nama saya tak masuk dalam daftar team. Alhasil sudah beberapa malam saya mimpi kalau sudah menjadi salah satu ERT. Terakhir malam minggu kemarin (05/04/14), malamnya masih mimpi kalau saya ikut di-deploy (diterjunkan) bersama team ke Cili untuk membantu korban gempa di sana 😛 . Lagi, hanya mimpi.

Biarlah. Saya sudah iklas menerima semua keputusan yang dikeluarkan. Keputusan mereka adalah mutlak dan tak dapat diganggu gugat. Terima kasih, Selamat untuk teman-teman yang berhasil menjadi ERT (Y) .

Detail Is The Matter

Woshi woshi,
Hola hola
Hello hello
Kamastaka, 2X

Woshi
Hola
Hello
Kamastaka,

Noted, kata-kata di atas bukan puisi melainkan deretan kata yang artinya ‘hello, how are you’. Kata pertama sampai tiga memiliki arti yang sama ‘halo’ dan yang terakhir ‘apa kabar?’ dari bahasa Tagalog.

Baru pertama kali mendengar dan merasakan sensasi dari dinamika perkenalan ini 🙂 di acara Training Dasar ERT (Emergency Response Team). Capek yang sangat, setelah menempuh perjalanan udara 1 1/2 jam ditambah tugas kelompok yang langsung disodor tatkala check in di hotel, serasa sirna ketika diajak untuk menyanyikan penggalan kata-kata ini sambil menyalami satu sama lain.

Kesan pertama asyik dan menyenangkan. Teman-teman yang ikut dalam training ini juga pasti merasakan hal yang sama. Terlihat malam itu (16/03/2014) semua senyum-senyam lebar, bergerak kiri-kanan bahkan ada yang tabrak-tabrakan hanya mau memberi salam pada teman yang lain. Woshi (bowing), hola (ekspresi dah), hello (ekspresi dah juga), Kamastaka (menyalami teman).

Detail is the matter.

Awal perkenalan bersama sesama peserta dan panitia menyenangkan. Suasana kikuk yang sempat saya rasa bisa cair dan bisa segera mengakrabkan diri dengan teman-teman yang lain. Tetapi kesenangan ini hanya sesaat. HP peserta langsung diamankan panitia, no contact, no say hallo again. Suasana emergency langsung di-setting malam itu juga. Peserta training mulai diwanti-wanti untuk selalu mengingat detail.

Lha saya bingung. Mulai bertanya-tanya dalam hati, yang dimaksud dengan detail itu apa?

Tanda tanya masih ter-ngiung-ngiung di kepala. Materi hari pertama rasanya berlangsung begitu cepat dan dalam penyampaian materi kata ‘detail’ selalu diulang. Detail is the matter dan memang ini kuncinya dalam training dasar emergency response ini. Rupanya ini adalah kejutan yang diberikan panitia. Kejutannya adalah simulasi-simulasi yang diperankan oleh panitia sendiri. ‘Perlu diingat kalau kita mengenakan nama berarti kita fasilitator, tetapi ketika melepaskan nama berarti kita menjadi lain,’ kata salah satu panitia. Saya dan mungkin teman-teman peserta lain juga belum paham akan penyampaian ini sampai terjadinya simulasi-simulai yang benar-benar menegangkan. Pressure nya betul terasa.

Hari pertama betul-betul menegangkan sampai saya sendiri bingung. Tetapi lebih baik bingung dari pada sok tau :-). Dan dalam kebingungan ini saya belajar dan belajar. Belajar mendengar, belajar menganalisa situasi dan akhirnya benar-benar belajar akan segala hal yang bisa saja terjadi dalam emergency response di lapangan. Pada akhirnya bisa tahu Detail is the matter yang dimaksud. Ternyata ini dan itu (maaf tidak bisa didetailkan karena rahasia perusahaan 🙂 )

Detail is the matter. Saya salut dengan pelatihan ini dan panitia yang menyiapkannya – berharap bisa menjadi salah satu dalam team. (Tepuk Salut)

Our Team (kiri-kanan); Theus, Arie, Anggoro, Godlief, Cece & saya

Our Team (kiri-kanan); Theus, Arie, Anggoro, Godlief, Cece & saya